Tobapos -- Setelah Jepang kalah perang dalam PD II, Kaisar Jepangpun menaggalkan jabatannya sebagai tuhan dalam sebuah deklarasi.
Deklarasi Kemanusiaan (人間宣言 Ningen-sengen?) adalah reskrip kekaisaran yang dikeluarkan oleh Kaisar Shōwa (Hirohito) sebagai bagian dari pidato Tahun Baru 1 Januari 1946 atas permintaan Komandan Tertinggi Pasukan Sekutu.
Dalam reskrip yang disesuaikan dengan Sumpah Lima Pasal 1868, Kaisar menolak konsep dirinya sebagai dewa yang hidup. Reskrip ini menjadi penyebab dirumuskannya konstitusi baru yang menyatakan bahwa Kaisar adalah "siimbol Negara dan persatuan rakyat.”
Reskrip ini tidak diberi judul secara resmi. Selain judul populernya, “Deklarasi Kemanusiaan" atau “Ningen-sengen”, naskah ini juga dikenal dengan nama Reskrip Kekaisaran tentang Pembangunan Jepang Baru (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Deklarasi Kemanusiaan (人間宣言 Ningen-sengen?) adalah reskrip kekaisaran yang dikeluarkan oleh Kaisar Shōwa (Hirohito) sebagai bagian dari pidato Tahun Baru 1 Januari 1946 atas permintaan Komandan Tertinggi Pasukan Sekutu.
Dalam reskrip yang disesuaikan dengan Sumpah Lima Pasal 1868, Kaisar menolak konsep dirinya sebagai dewa yang hidup. Reskrip ini menjadi penyebab dirumuskannya konstitusi baru yang menyatakan bahwa Kaisar adalah "siimbol Negara dan persatuan rakyat.”
Reskrip ini tidak diberi judul secara resmi. Selain judul populernya, “Deklarasi Kemanusiaan" atau “Ningen-sengen”, naskah ini juga dikenal dengan nama Reskrip Kekaisaran tentang Pembangunan Jepang Baru (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment