• Sunday, March 19, 2017

    Wisata Rel Kereta Api Mati, Hiburan Bercampur Kritik Membangun

    Tobapos -- Beberapa video beredar di Youtube mengenai wisata rel kereta api mati di Sumatera dan Jawa.

    Tidak diketahui secara pasti tujuan wisata ini, selain karena faktor romantisme sejarah. Namun di balik itu, ternyata selain nuansa hiburan sejarah yang kreatif,  wisata ini juga menjadi kritik tajam dan membangun kepada otoritas perkeratapian di Indonesia. Setidaknya, itu yang terlihat dari berbagai komentar.

    Bagaimana tidak, ternyata lebih dari 50 persen jalur kereta api yang dibangun sebelum Belanda samapai sekarang, kondisinya mati (baca).

    Apa yang salah?

    Berbagai tulisan mengemukakan, kesalahan ditimpakan dengan pesatnya pembangunan jalan biasa dan turunnya penumpang.

    Alasan ini cukup klise karena ukuran turun dan kemajuan jalan biasa sangat tidak menentu.

    Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah dengan semudah itu manajemn mematikan sebuah jalur kereta api hanya karena mempunyai asumsi sendiri?
    Bila dilihat dari sistem perkeretaapian di berbagai negara, lihat video di bawah, terlihat ada perjuangan yang pantang mundur dari perusahaan perkeretapian setempat untuk tetap memelihara rel, sebelum kembali diklaim alam atau penduduk.

    Mengingat jalur kereta api adalah milik publik, pemerintah atau pemda harus mempunyai aturan jelas tentang kapan sebuah jalur wajar dimatikan dengan ukuran dan variable yang jelas.

    Setelah operator menyatakan sebuah jalur sudah mati, lalu apa mekanisme berikutnya. Apakah pengoperasian diambil alih kementerian terkait, pemda atau swasta.

    Semua mekanisme itu perlu ada untuk memastikan bahwa jalur tersebut tetap hidup walaupun dengan menggunakan railbus dengan jumlah gerbong yang lebih sedikit.

    Termasuk untuk mengantisipasi bahwa jalur tersebut sudah tidak ada sama sekali penumpang, dan ini sangat tidak mungkin terjadi. Apakah dengan melanjutkan pembanguna rel untuk disambungkan ke rel terdekat berikutnya atau dengan mekanisme-mekanisme tertentu.

    Wisata rel kereta api di Jawa dan Sumatera, menjadi ironi disaat pemerintah membangun jalur lain di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

    Setelah semuanya terbangun dengan dana yang tidak sedikit, apakah dengan mudahnya operatornya akan mematikan dengan alasan dan asumsi sendiri?

    Semoga ini menjadi renungan. (adm)






    Cara Myanmar Mempertahankan Jalur Relnya:
    Berikut pemanfaatan rel untuk wisata




    Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita