• Breaking News

    Friday, September 5, 2025

    Ethiopia Bangun Aliansi Udara Baru dengan Nigeria dan Pakistan


    Kerja sama pertahanan udara Ethiopia semakin menunjukkan arah strategis baru setelah negara itu memperkuat hubungan militer dengan Pakistan sekaligus mempererat kemitraan dengan Nigeria. Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi tersebut menandai langkah besar Addis Ababa dalam membangun kekuatan udara yang lebih modern dan mandiri.

    Kepala Staf Angkatan Udara Ethiopia, Letnan Jenderal Yilma Merdasa, melakukan kunjungan resmi ke Islamabad untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan, Marsekal Udara Zaheer Ahmad Babar Sidhu. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperluas pelatihan bersama, berbagi teknologi, serta meningkatkan kolaborasi operasional di berbagai bidang pertahanan udara.

    Yilma Merdasa disambut dengan upacara militer di markas Angkatan Udara Pakistan, yang mencerminkan pentingnya hubungan kedua negara. Ia menekankan bahwa modernisasi militer Ethiopia merupakan bagian dari pembaruan nasional menyeluruh, yang bertumpu pada pembangunan sumber daya manusia, akuisisi teknologi modern, dan restrukturisasi militer.

    Dalam diskusi, Yilma juga menyinggung Proyek Bendungan Renaissance Besar Ethiopia (GERD) sebagai simbol kebangkitan nasional. Menurutnya, GERD bukan hanya pembangkit listrik raksasa, tetapi juga katalis integrasi kawasan dan penopang stabilitas keamanan regional.

    Ethiopia menaruh harapan besar pada Pakistan, yang dikenal memiliki kesiapan tempur udara tinggi, kapabilitas multi-domain, serta sistem pertahanan yang canggih. Yilma menyebut kerja sama ini sebagai peluang penting untuk mempercepat reformasi militer Ethiopia.

    Sidhu menyambut baik langkah tersebut dengan menegaskan bahwa Pakistan siap mendukung modernisasi Angkatan Udara Ethiopia. Ia menyoroti pelatihan, pembangunan kapasitas, dan latihan gabungan sebagai kunci penguatan hubungan jangka panjang.

    Delegasi Ethiopia juga mendapat kesempatan meninjau sistem pengawasan dan pengintaian Pakistan, pusat operasi udara terintegrasi, hingga komando siber. Semua itu menjadi bagian dari pengetahuan yang diharapkan bisa membantu Ethiopia beradaptasi dengan tuntutan peperangan modern.

    Kunjungan ini diakhiri dengan kesepakatan membangun kerangka kerja konkret untuk mewujudkan hasil pembicaraan menjadi aksi nyata. Kedua belah pihak menilai kemitraan ini sebagai tonggak penting dalam mempererat hubungan Afrika-Asia di bidang militer.

    Di sisi lain, Ethiopia juga memperluas jangkauan diplomasi militernya di dalam benua Afrika. Awal Juli lalu, delegasi Angkatan Udara Nigeria berkunjung ke Addis Ababa untuk membahas kerja sama teknis dan industri pertahanan udara.

    Selama tiga hari kunjungan, tim Nigeria yang dipimpin oleh Air Commodore Ali Hussaini Idris meninjau markas besar Angkatan Udara Ethiopia, pusat perawatan pesawat, industri teknik penerbangan Dejen, serta Akademi Angkatan Udara.

    Kunjungan ini bertepatan dengan persiapan perayaan 90 tahun penerbangan militer Ethiopia, yang menegaskan panjangnya sejarah negara itu dalam dunia aviasi militer. Diskusi kedua belah pihak fokus pada cara memperkuat kolaborasi teknis dan pertukaran pengetahuan.

    Salah satu sorotan utama adalah kemampuan Ethiopia dalam merombak jet L-39 dan helikopter seri Mi, yang banyak digunakan oleh angkatan udara Afrika untuk pelatihan maupun operasi. Kemampuan ini menjadikan Ethiopia mitra potensial bagi banyak negara yang ingin mengurangi ketergantungan pada pihak luar.

    Lebih jauh, pembicaraan juga mengarah pada rencana ambisius untuk mengembangkan drone buatan Afrika secara mandiri. Nigeria, yang telah lebih dulu meluncurkan UAV Tsaigumi, hexacopter bersenjata, dan Damisa attack drone, menawarkan pengalaman berharga dalam produksi dan operasi sistem nirawak.

    Ethiopia sendiri sedang membangun jalur produksinya lewat SkyWin Aeronautics Industries, pabrik milik negara di Addis Ababa yang berfokus pada pembuatan drone sipil dan militer. Langkah ini sejalan dengan tren global dalam perang modern yang semakin bergantung pada sistem nirawak.

    Kolaborasi dengan Nigeria memberi Ethiopia peluang mempercepat transisi ke era perang digital dan berbasis drone. Sementara Nigeria dapat memanfaatkan kapasitas industri Ethiopia untuk memperluas produksi dan penelitian.

    Dalam kerangka lebih luas, kedua negara Afrika ini berusaha menegaskan kemandirian strategis dari pemasok senjata Barat maupun Asia. Dengan kemampuan industri sendiri, mereka berharap dapat mereduksi kerentanan terhadap embargo dan tekanan politik.

    Kemitraan segitiga Ethiopia, Pakistan, dan Nigeria menunjukkan arah baru geopolitik pertahanan udara global. Jika Pakistan memberi akses teknologi dan pelatihan, Nigeria menghadirkan pengalaman UAV, maka Ethiopia menjadi simpul produksi dan integrasi.

    Bagi Ethiopia, langkah ini tidak hanya memperkuat pertahanan, tetapi juga mendukung citra sebagai negara yang bangkit di tengah tantangan regional. Posisi sebagai pusat kerja sama pertahanan Afrika juga bisa semakin menguat.

    Keseluruhan perkembangan ini menandai era baru bagi pertahanan udara Ethiopia. Dengan jaringan mitra internasional dan regional yang semakin luas, Addis Ababa berupaya menempatkan dirinya sebagai pemain kunci dalam keamanan kawasan dan teknologi militer Afrika.

    No comments:

    Post a Comment

    loading...


    Aneka

    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita