• Saturday, November 15, 2014

    Pemilik Angkot Terpaksa Kandangkan Kendaraannya

    Tobapos -- Sejumlah angkot (angkutan kota) di Palu, Sulawesi Tengah memilih mengkandangkan kendaraannya karena bahan bakar minyak (BBM) akhir-akhir ini sulit diperoleh.

    "Sudah berlangsung dua pekan ini mobil angkot saya parkir saja di garasi," kata Bursang (53), seorang pemilik angkot di Palu, Jumat.

    Ia mengaku terpaksa tidak mengoperasikan angkot karena selain bensin cukup sulit diperoleh, penumpang juga sangat kurang.

    Setiap hari terjadi antrean panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Selain karena pasokan BBM ke SPBU selalu terlambat, juga banyak warga yang membeli bensin dan solar dengan menggunakan jerigen.

    "Kondisi itu sudah berlangsung cukup lama sejak adanya rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi," katanya.

    Hal senada juga disampaikan Zulkifli. Pemilik angkot yang berdomisili di Kecamatan Palu Timur itu membenarkan untuk sementara tidak mengoperasikan angkot mengangkut penumpang.
    "Dua unit angkot saya kini hanya parkir di halaman rumah," katanya.

    Langkah itu dilakukan karena BBM di SPBU sering kosong. Dalam sehari biasa hanya satu kali pelayanan pengisian. "Kondisi ini merugikan pengusaha angkot, sebab bayangkan terkadang antre sampai empat-lima jam di SPBU," katanya.

    Dia mengaku dalam kurun beberapa tahun terakhir ini pendapatan angkot terus menurun akibat banyaknya sepeda motor ojek.

    Selain banyak sepeda motor ojek, juga rata-rata warga di Kota Palu telah memiliki kendaraan motor pribadi. Untuk mendapatkan sepeda motor sekarang ini cukup mudah. "Tanpa uang muka pun bisa mendapatkan kredit di dealer motor," katanya.

    Penumpang angkot sekarang kebanyakan ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar-pasar tradisional dan modern. "Dahulu penumpang terbesar adalah pelajar, mahasiswa dan pegawai," katanya.

    Bahkan, terlihat seorang pemilik sekaligus sopir angkot tidak mengoperasikan armadanya untuk keliling mencari penumpang, tetapi memilih parkir di sebuah jalan utama di Kota Palu menjajakan bensin eceran di botol.

    "Saya terpaksa menjual bensin eceran di botol karena untungnya lebih besar daripada keliling seharian mencari penumpang," kata pemilik angkot yang enggan disebut namanya.

    Ia mengatakan sehari menjual bensin eceran bisa mendapat penghasilan Rp100 ribu, jauh lebih besar dari pendapatan angkot paling tinggi Rp70 ribu.

    Harga bensin di tingkat pengecer saat ini mencapai Rp10.000/botol, atau naik dari biasanya hanya Rp7.000/botol.

    Di Kota Palu dalam beberapa pekan terakhir ini banyak bermunculan pengecer bensin dan solar.

    Data Dinas Perhubungan setempat menyebutkan jumlah angkot yang masih beroperasi sekarang ini sekitar 600 dari sebelumnya mencapai 2.000 unit. (ant/adm)
    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita