Meski sering tampil dalam berbagai video viral mengenai Ukraina, Kadyrov sebenarnya hanya bertindak sebagai buzzer dan tidak terjun laung dalam perang tersebut.
Justru Magomed Daudov yang terlibat langsung menenteng senjata di Mariupol melawan Batalion Azov Ukraina yang dikenal sangar.
Siapa Daudov?
Meski merasakan langsung perang Chechnya-Rusia namun saat itu dia masih berumur 14 tahun. Berbeda dengan Kadyrov yang sudah memimpin pasukan karena ayahnya sebagai Mufti Chechnya terlibat dalam perang tersebut sebelum akhirnya memihak kepada Rusia.
Mufti Chechnya itu Ahmad Kadyrov merasa perjuangan warga Chechnya untuk mempertahankan kemerdekaan singkat mereka dari Rusia sudah dikotori dengan 'agenda' intelijen luar yang membuat Chechnya jadi basis mengacaukan keamanan Rusia lebih jauh.
Saat itu Negara Chechnya Ichkeria sempat berdaulat dalam beberapa tahun meski tak diakui Kremlin. Walau begitu, para pejabat tinggi di Chechnya sedang melakukan diplomasi dan perdamaian dengan Rusia sebagai sebuah negara berdaulat.
Namun, beberapa kelompok binaan intelijen asing diduga dari AS dkk yang memang ikut berjuang memerdekakan Chechnya mempunyai agenda sendiri dengan melakukan invasi ke Dagestan dan Ingushetia.
Kaum nasionalis Chechnya menganggap perjuangan mereka telah dikotori degan ambisi lebih luas dari luar meruntuhkan Rusia, sehingga upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Chechnya menjadi sia-sia karena memancing kemarahan Rusia.
Mufti Chechnya langsung berubah haluan dan memihak Rusia saat itu.
Daudov kecil akhirnya menjadi bagian dari pasukan Kadyrov hingga akhirnya jabatan Presiden dipegang Ramzan Kadyrov.
Sebelum menjadi ketua DPR atau parlemen Chechnya, Daudov menjabat sebagai Kepala Kantor Kepresidenan Chechnya.
No comments:
Post a Comment