• Breaking News

    Tuesday, March 1, 2022

    Rumor Tewasnya Jenderal Chechnya dari Garda Nasional Rusia di Ukraina dan Eksploitasi Politik Identitas Islam di Konflik Eropa

    Warganet di seluruh dunia mengutus eksploitasi identitas Islam dalam isu konflik Ukraina dan Rusia baru-baru ini.

    Kedua belah pihak diyakini telah menggunakan identitas Islam untuk mengintimidasi lawan masing-masing.

    Sebelumnya, Chechnya sebagai negara bagian di Rusia mengirimkan 12 ribu tentaranya yang merupakan bagian integral dari unit Garda Nasional Rusia (OMON) ke Ukraina untuk mendukung pasukan invasi Rusia.

    Salah satu pimpinannya Jenderal Magomed Tushaev diduga tewas di medan tempur. Namun informasi ini dibantah oleh Rusia dan menampilkan video sang jenderal di sebuah hutan di Ukraina.

    Di pihak lain Ukraina juga mengekploitasi identitas Islam dalam angkatan bersenjatanya.

    Sebagaimana diketahui, hampir seluruh wilayah Ukraina sekarang dulunga merupakan bagian dari Khanate Krimea yang Islam. Dengan demikian wajar angkatan bersenjata Ukraina memiliki prajurit Islam.
    Namun, karena unit pasukan itu diletakkan untuk merebut kembali Krimea, maka kesannya upaya membebaskan Krimea dari penjajahan Rusia merupakan agenda 'islamis'.

    Terdapat unit lainnya di angkatan bersenjata Ukraina yang banyak diisi pasukan Islam. Di antaranya adalah eks pasukan Chechnya anti Rusia yang pernah didukung pasukan Ukraina. Saat itu Republik Ichkeria pernah berdaulat dalam waktu singkat di Chechnya sebelum dijajah kembali oleh Vladimir Putin, pemimpin Rusia saat itu hingga sekarang.

    Beberapa warga net juga mewanti-wanti atas jebakan kepada umat Islam khususnya dalam konflik ini. Hal itu terkait atas undangan Presiden Ukraina untuk membentuk Legiun Internasional anti Rusia termasuk brigade Muslim.

    Diperkirakan Ukraina ingin merekrut warga Muslim di wilayah yang menderita dari kebijakan geopolitik Rusia seperti oposisi Suriah, wilayah barat Libya dan lain sebagainya untuk melawan invasi Moskow.


    Umat Islam diharapkan tidak terpancing dengan seruan itu karena setelah konflik usai, tidak jarang pasukan muslim tersebut akan dibinasakan, dicap teroris dan akhirnya dilenyapkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi sebagaimana terjadi selama ini khususnya di era Perang Dingin.

    Baik pasukan Chechnya di Rusia maupun pasukan Krimea di Ukraina berjuang untuk negara masing-masing sehingga media tidak semesti menyebutnya sebagai pasukan Islam yang kesannya mempunyai motif di luar dari membela negaranya.

    Tidak hanya di Rusia dan Ukraina, di wilayah konflik lainnya seperti Suriah dan Irak juga terdapat unit pasukan Kristen. Bahkan di Suriah jenderal Kristen pernah menjadi panglima angkatan bersenjata.

    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita