Jawabannya memang FIFA telah lama membuka wacana untuk menggelar Piala Dunia Qatar 2022 dengan berbagi tuan rumah atau co host dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait dan Oman.
Namun, saat itu Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain tidak menanggapi wacana tersebut karena masih berada dalam krisis diplomatik dengan Doha.
Wacana kemudian ditujuan kepada Oman dan Kuwait.
Kedua negara ini bersedia menjadi co-host namun akhirnya mengundurkan diri karena tidak bisa memenuhi sejumlah persyaratan FIFA termasuk standar stadion, keharusan adanya visa on arrival bagi semua warga negara di dunia, keharusan membebaskan minuman alkohol dan lain sebagainya.
Selain harus mengubah beberapa infrastruktur stadion, Kuwait dan Oman tidak bersedia mengubah perundang-undangan soal visa dan alkohol.
Padahal jika keduanya bersedia menjadi co host, dana FIFA sebesar 5 miliar dolar akan dibagi ke ketiga negara.
Alhasil Qatar menanggung sendiri biaya tambahan untuk memenuhi persayaratan FIFA yang akhirnya membengkak menjadi 229 miliar dolar AS.
Biaya itu termasuk membangun infrastruktur publik seperti kereta metro dan transportasi darat lainnya, perhotelan, stadion baru (yang bisa berbagi dengan Kuwait dan Oman) dan lain sebagainya.
Beruntungnya, semua biaya itu diambil dari dana Visi 2030 Qatar yang mempunyai implikasi panjang atau dana jangka panjang.
Artinya, Qatar tinggal menikmati hasil sampai 2030 dati pembanguna yang dilakukan selama Piala Dunia 2022 itu.
Dengan dana 229 milar dollar tersebut, itu sebenarnya sudah setengah dana dana yang dibutuhkan Arab Saudi membangun kota baru NEOM yang dibanggakan.
Namun Qatar beruntung karena mempunyai lembaga investasi besar seperti Qatar Investment Authority (QIA) yang memiliki dana abadi ummat sebesar 450 miliar dolar AS.
Bahkan sebelum pergelaran WC 2022 lalu, Qatar masih membeli saham Elon Musk sebesar 375 juta dolar AS di Twitter. Emlon Musk mentake over saham mayoritas Twitter sebesar 44 miliar dolar AS. (Baca sumber beritanya)
Ada yang membanding-bandingkan biaya 229 miliar dolar AS yang dikeluarkan Qatar jauh lebih banyak dari nilai perusahaan SpaceX sebesar 127 miliar dolar AS.
Artinya jika Qatar mau, mereka bisa mendirikan dua perusahaan seperti SpaceX dengan dana tersebut.
Ada juga yang membandingkan jika dana itu diinvestasikan ke proyek rekonstruksi Suriah, mungkin negara tersebut akan kembali makmur seperti sedia kala bahkan lebih hebat.
Atau dana 229 miliar dolar AS itu disimpan saja di Bank Sentral Somalia, Mali, Burkina Faso, Niger, Yaman, Sudan dll akan mengangkat ekonomi negara miskin tersebut menjadi negara maju.
Namun kembali soal Visi 2030 Qatar, meski dana itu telah diinvestasikan dengan keuntungan jangka panjang sampai 2030, Qatar masih tetap harus mengeluarkan dana untuk perawatan semua fasilitas.
Beberapa stadion yang sejak awal dibangun dengan pre pabrikasi yang bisa dicopot, dilaporkan akan digunakan kembali di Piala Dunia berikutnya khususnya yang menjadi milik FIFA.
Ada juga yang akan dipindahkan ke negara yang membutuhkan seperti Somalia dan lain sebagainya itu.
Beberapa Fan Village juga akan dibongkar pasang untuk dipindahkan ke beberapa kamp pengungsi di Suriah, Pakistan, Somalia dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment