• Wednesday, October 31, 2012

    Perang 'Jablay' Media Para Capres dan Cukong


    INDONESIA sebentar lagi menghadapai pemilihan presiden 2014. Semua pihak yang ikut terlibat dalam pesta rakyat tersebut telah mempersiapkan diri untuk bertarung. Ada dua pihak yang saat ini sibuk melakukan persiapan, yakni para Calon Presiden (Capres) dan kedua para Cukong.

    Sampai saat ini ada beberapa capres yang diprediksi akan mengikuti pencapresan. Semuanya memiliki media dan ribuan karyawan yang sangat diperlukan untuk pencitraan dan tebar pesona.

    1. Hari Tanu pemilik MNC Grup. Hari Tanu sebernarnya bukanlah tokoh yang patut diperhitungkan dalam peta perpolitikan nasional. Walaupun dia mempunyai grup media MNC yang membawahi, Sindo, RCTI, Global TV, MNC News dan puluhan radia dan media cetak, popularitasnya belum tinggi. Namun siapapun capres di mana mendatang tidak bisa lepas dari eksistensi Hari Tanu.

    Sebagai konglomerat, Hari Tanusudibyo pernah terlibat dalam berbagai kasus yang membuatnya tercoreng. Pertama adalah kasus sisminbakum dan yang kedua adalah kasus penggelapan pajak. Itu masih yang terlihat, yang tidak terlihat tentunya banyak hanya saja belum disikdik KPK.

    Banyak pihak memperkirakan bahwa grup MNC telah berusaha melakukan 'media blackout' untuk kasus kasus korupsi yang berhubungan dengan Hari Tanu. Sehingga dapat dikatakan peran Hari Tanu di Pilpres 2014 tidak lebih daripada 'serigala' dengan asumsi yang berstatus singa adalah mereka yang berkemungkinan dipilih maju. Namun beberapa sentilan mengatakan, Hari Tanu tidak akan membidik posisi Calon Presiden. Direncanakan, Hari hanya akan ambisi untuk menerjang posisi wapres.

    Sehingga, dia sangat membutuhkan koalisi dengan tokoh Jawa.

    2. Surya Paloh dan Media Group.

    Bersama Hari Tanu, Surya Paloh merupakan the rising star sebuah partai baru di Indonesia. Namun, Surya Paloh dikenal ambisius dan selalu gagal meniti karir politiknya setelah tersingkir dari Golkar.

    Namun Metro TV sebagai media yang dibawahinya bersama sejumlah tabloid dan majalah, belakangan ini gencar mempromosikan Surya Paloh. Sebagai media yang partisan kepada partai baru tersebut dan tokoh seperti Hari Tanu dan Surya Paloh, MNC dan Metro TV berusaha memenuhi acaranya dengan pemberitaan-pemberitaan yang menghantam musuh politiknya.
    Yang paling getol dibongkar oleh media ini adalah 'bailout lapindo' yang menyebabkan kerugian negara Rp. 9 triliun. Bencana lumpur Lapindo ini disebabkan oleh PT Lapindo Brantas yang dimiliki oleh keluarga ARB (Abu Rizal Bakri). Dan di lain sisi, mereka melakukan 'media blackout' terhadap isu-isu korupsi yang berhubungan dengan pemiliknya dua kasus tersebut di atas dan kasus-kasus lainnya yang berhubungan denan non-independeni media, monopoli media dan lain sebagainya.

    3. Abu Rizal Bakri

    Calon presiden dari partai Golkar ini melenggang menjadi capres dengan kekuatan VIVA group yang membawahi TV One dan ANTV. Media in begitu hebatnya menyerang lawan-lawan politik ARB sehingga banyak pengamat mengatakan bila pemiliu dilakukan beberapa detik setelah menonton sebuah acara di TN One, maka elektabilitas Golkar akan mencapai 100 persen.

    Isu-isu yang sering diangkat media ini, sebagaimana Media Grup dan MNC mendukung kandidat dan partai mereka di atas, untuk memprovokasi pemirsanya, diaki sangat kuat. Emosi pemirsa bisa mencapai ubun-ubun sampai ke tingkat adrenalin sehingga pemirsa terhipnotis dan melakukan apa saja pesan-pesan yang bawa media tersebut.

    Ketiga kelompok media tersebut di atas, telah melakukan uji coba baru-baru ini yang pada akhirnya memenangkan Jokowi-Ahok menjungkalkan pasangan incumbent. Metro TV bahkan melangkah lebih jauh dengan menstigma sebuah kelompok belajar di sekolah yang memancing demonstrasi di mana-mana. Walau pada akhirnya Metro TV meminta maaf dengan kelancangan tersebut, tapi semua orang melihat aksi 'pamer kekuatan' itu dengan bulu  merinding.

    Siti Zuhro, pengamat politik dari LIPI bahkan beberapa kali mengungkit adanya fenomena hipnotisasi pemirsa melalui layar TV.

    4. Chairul Tanjung

    Sampai sekarang hanya pemilik media trans copr ini yang tidak secara vulgar mengusung dirinya menjadi capres 2004, dengan eksploitasi media. Namun media-media transcorp berusaha membangun sosok ketokohan CT di berbagai kesempatan.

    5. Dahlan Iskan

    DI merupakan RAja Media Cetak. Walau tidak kuat dalam penguasaan media TV, DI mempunyai ribuan media yang bernaung di bawah kendalinya. Tidak seperti nomor 1-3 di atas, media-media Jawa Pos milik Dahlan Iskan hanya mempopulerkan ketokohan DI sebagai Capres dan tidak menjual sebuah partai baru.

    6. Kandidat lainya yang tidak kalah populer banyak juga, tapi yang terbesar adalah yang tersebut di atas.

    Cukong

    Selain capres, dikhabarkan cukong juga saat ini sibut menyambut Pilpres. Tujuannya adalah untuk mengamankan proyek paska 2014.  Mereka juga mempunyai media bahkan media-media besar selain yang tersebut di atas. Bisanya mereka akan ikut mendongkel seorang calon yang yang sudah populer atau ikut mengangkat calon baru untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Amin Rais pernah menyindir keberadaan para cukong ini. Namun, Bapak Reformasi Indonesia tersebut, dicemooh oleh para komentator di yang ada di situs-situs para cukong tersebut.
    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita