Pemerintah transisi Suriah resmi membentuk Kementerian Darurat dan Manajemen Bencana sebagai lembaga utama dalam proses rekonstruksi dan pemulihan nasional pascaperang. Menteri Raed al-Saleh menegaskan bahwa kementerian ini bukan sekadar badan penanggulangan bencana, tetapi dirancang sebagai garda depan dalam membangun kembali Suriah yang porak-poranda akibat konflik berkepanjangan. Visi besarnya adalah menjadikan masyarakat Suriah lebih tangguh dan setiap keluarga memiliki kemampuan menghadapi keadaan darurat.
Langkah paling strategis yang diambil adalah melebur organisasi penyelamat sipil legendaris, White Helmet, ke dalam struktur kementerian ini. Organisasi yang lahir dari krisis dan kehancuran ini kini disulap menjadi instrumen negara yang sah. Dengan jejak pengabdian yang panjang di medan perang dan kedaruratan, White Helmet dinilai menjadi kekuatan operasional paling berpengalaman untuk mengeksekusi berbagai proyek pemulihan di seluruh wilayah Suriah.
Al-Saleh menyatakan bahwa kementeriannya akan memimpin koordinasi seluruh upaya tanggap darurat, pembangunan ulang infrastruktur, dan normalisasi kehidupan masyarakat. Sistem pembagian wilayah berdasarkan risiko akan menjadi dasar dalam merancang ulang tata ruang nasional, sementara kota-kota baru akan dibangun dengan standar keamanan terbaru yang mencakup sistem peringatan dini dan mitigasi bencana.
White Helmet, yang telah berkorban besar dalam menjalankan misi kemanusiaannya—bahkan kehilangan 10 persen dari total personel—kini menjadi simbol semangat baru Suriah. Dengan tetap mempertahankan nama, identitas visual, dan misi kemanusiaannya, White Helmet akan menjadi ujung tombak semua kegiatan operasional kementerian, baik di dalam negeri maupun dalam misi kemanusiaan lintas negara.
Seluruh kegiatan yang sebelumnya dijalankan secara independen oleh White Helmet akan didanai oleh anggaran negara, memberi mereka kestabilan dan kesinambungan yang lebih kuat. Pengalaman mereka dalam merespons krisis, khususnya gempa bumi tahun 2023, menjadi referensi penting bagi model penanganan bencana nasional di masa depan.
Kementerian juga menegaskan akan menolak keterlibatan personel yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan di era rezim lama. Evaluasi menyeluruh terhadap SDM dan peralatan dari sistem sebelumnya tengah dilakukan, dengan prioritas pada integritas dan keahlian. Reformasi institusi menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pemulihan Suriah secara menyeluruh.
Sektor rekonstruksi akan melibatkan berbagai kementerian terkait dalam sebuah sistem kerja kolaboratif. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap proyek pembangunan ulang, dari rumah warga hingga jaringan jalan dan jembatan, mengutamakan keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan. Kementerian Darurat akan menjadi penentu utama dalam standar keamanan dan prosedur teknis di semua lini.
Dalam kerangka pembangunan kapasitas, kementerian merancang pendirian akademi nasional tanggap darurat serta membuka program studi kegempaan di Universitas Damaskus. Hal ini didesain agar tenaga ahli lokal mampu menangani tantangan bencana secara ilmiah dan mandiri, tanpa ketergantungan pada bantuan asing di masa depan.
White Helmet akan memainkan peran penting dalam misi pembersihan ranjau dan sisa perang yang tersebar luas di wilayah pedesaan dan lahan pertanian. Kementerian tengah membentuk Pusat Nasional Penanggulangan Ranjau, yang akan memimpin upaya besar-besaran mengubah zona berbahaya menjadi kawasan layak huni dan produktif. Proyek ini dinilai strategis untuk ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi lokal.
Dengan dukungan teknologi dan mitra internasional, proses pemetaan dan pembersihan ranjau ditargetkan berlangsung intensif selama tiga tahun ke depan. Namun, Menteri al-Saleh mengakui bahwa ranjau buatan Iran yang sangat sulit dideteksi masih menjadi ancaman nyata yang bisa berlangsung bertahun-tahun.
Program pelibatan masyarakat juga dirancang melalui pembentukan unit relawan nasional dan pendidikan kesiapsiagaan di sekolah serta universitas. Tujuannya adalah membangun budaya ketahanan sipil di seluruh lapisan masyarakat, memperkuat kemampuan lokal dalam merespons situasi darurat tanpa harus menunggu negara.
Kementerian Darurat, bersama White Helmet, akan menjadi mesin utama pembangunan kembali Suriah. Lembaga ini bukan hanya menangani bencana dan konflik, tetapi juga memimpin rekonstruksi fisik, sosial, dan moral bangsa. Dalam setiap program pembangunan, White Helmet hadir bukan hanya sebagai penyelamat, tetapi juga sebagai pembangun.
Dokumentasi kejahatan rezim lama yang dikumpulkan oleh White Helmet selama bertahun-tahun kini menjadi alat penting untuk keadilan. Al-Saleh menegaskan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah diserahkan ke lembaga internasional dan pengadilan, termasuk dalam upaya hukum untuk menyeret Bashar al-Assad ke meja hijau atas kejahatan kemanusiaan.
Dengan White Helmet sebagai wajah publik dan kekuatan lapangan kementerian, pemerintah transisi ingin menunjukkan bahwa pemulihan Suriah tidak dilakukan dengan tangan yang pernah menindas, melainkan dengan tangan-tangan yang pernah menyelamatkan. Inilah cara baru Suriah menulis ulang sejarahnya—dengan kemanusiaan sebagai fondasi.
Kementerian ini tak hanya bertugas membangun kembali infrastruktur, tetapi juga membangun kembali kepercayaan rakyat terhadap negaranya. Dengan struktur yang bersih dan profesional, serta misi yang jelas, lembaga ini akan menjadi jantung dari sistem pemerintahan pascakonflik yang kredibel.
Pemerintah menargetkan agar dalam tiga tahun mendatang, sebagian besar wilayah rawan dapat kembali dihuni dan ditanami. Ini adalah bagian dari misi kementerian untuk menciptakan keamanan fisik dan ekonomi bagi rakyat Suriah, dimulai dari tanah yang selama ini ditinggalkan akibat perang dan ranjau.
Kementerian Darurat bukan sekadar lembaga teknis. Ia adalah simbol arah baru Suriah: menuju negara yang lebih adil, tangguh, dan berdaulat atas masa depannya sendiri. Dan White Helmet, yang dulunya hanya simbol perlawanan sipil, kini menjelma menjadi elemen inti dari mesin pemulihan nasional.
No comments:
Post a Comment