Tobapos -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengatakan masalah utama di Indonesia adalah kelemahan di bidang keuangan, baik seberapa paham masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan. Selain itu juga rendahnya akses masyarakat ke lembaga keuangan. Akibatnya, banyak masyarakat terbelit rentenir yang merugikan mereka.
Menurut Muliaman, salah satu unsur penting di masyarakat adalah keberadaan pesantren. Oleh karenanya, kata dia, OJK dan industri keuangan akan bekerjasama dengan pesantren dalam meningkatkan pemahaman para kyai dan santri terhadap produk dan jasa keuangan.
Menurut Muliaman, salah satu unsur penting di masyarakat adalah keberadaan pesantren. Oleh karenanya, kata dia, OJK dan industri keuangan akan bekerjasama dengan pesantren dalam meningkatkan pemahaman para kyai dan santri terhadap produk dan jasa keuangan.
“Kita juga akan mendekatkan lembaga keuangan ke pesantren pesantren agar para kyai dan santri lebih dekat terhadap akses permodalan. Inklusi keuangan di pesantren adalah penting,” tegas Muliaman dalam pidato sambutan Haul Akbar Para Masayich di pondok pesantren Baitus Sholihin, Genggong Timur, Tumenggungan Krejengan, Probolinggo, Minggu (18/10/2015).
Muliaman bilang, dalam waktu dekat OJK melalui program Edukasi, akan melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman keuangan terhadap para santri dan bekerjasama dengan lembaga jasa keuangan untuk membuka dan mendekatkan akses keuangan di lingkungan pesantren.
“Kerja sama program ini bertujuan agar para santri melek keuangan,” katanya.
Adanya sinergi OJK dengan pesantren, diharapkan pesantren akan makin sadar pada produk dan jasa keuangan, sehingga akan tercapai upaya pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.
Lebih lanjut dikatakannya, lembaga perbankan, lembaga pembiayaan, koperasi, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), dan lembaga keuangan mikro, serta asuransi mikro akan berada lebih dekat dengan pesantren-pesantren untuk mendekatkan dengan sumber permodalan yang lebih murah dan cepat.
“DPR khususnya Komisi XI yang membidangi Keuangan dan Perbankan, dalam hal ini diwakili bapak Mukhamad Misbakun selalu mendampingi OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah dalam mengawasi dan bekerjasama untuk kemajuan sektor jasa keuangan,” tutupnya. (adm)
Muliaman bilang, dalam waktu dekat OJK melalui program Edukasi, akan melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman keuangan terhadap para santri dan bekerjasama dengan lembaga jasa keuangan untuk membuka dan mendekatkan akses keuangan di lingkungan pesantren.
“Kerja sama program ini bertujuan agar para santri melek keuangan,” katanya.
Adanya sinergi OJK dengan pesantren, diharapkan pesantren akan makin sadar pada produk dan jasa keuangan, sehingga akan tercapai upaya pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.
Lebih lanjut dikatakannya, lembaga perbankan, lembaga pembiayaan, koperasi, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), dan lembaga keuangan mikro, serta asuransi mikro akan berada lebih dekat dengan pesantren-pesantren untuk mendekatkan dengan sumber permodalan yang lebih murah dan cepat.
“DPR khususnya Komisi XI yang membidangi Keuangan dan Perbankan, dalam hal ini diwakili bapak Mukhamad Misbakun selalu mendampingi OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah dalam mengawasi dan bekerjasama untuk kemajuan sektor jasa keuangan,” tutupnya. (adm)
No comments:
Post a Comment