• Wednesday, February 5, 2014

    Pencarian Korban Awas Panas Sinabung tidak Dilanjutkan

    Tobapos -- Proses pencarian korban semburan awan panas erupsi gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dihentikan karena hujan abu vulkanik masih berlangsung.

    "Penghentian pencarian korban awan panas dilakukan sejak Selasa (4/2) karena sekitar pukul 08.00 WIB, telah terjadi dua kali erupsi mengakibatkan terjadinya hujan abu vulkanik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Dinasti Sitepu di Kabanjahe, Rabu.

    Tidak diteruskannya pencarian korban awan panas tersebut, menurut dia, berdasarkan rekomendasi tim ahli dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mengenai potensi ancaman awan panas di lokasi pencarian korban di Desa Sukameriah.

    "Desa Sukameriah sangat berbahaya dan berada di radius 3 kilometer dari puncak gunung Sinabung, serta merupakan lintasan awan panas jika terjadi erupsi," kata Sitepu.

    Dia menyebutkan, tim SAR dalam melakukan pencarian korban, selalu mengadakan koordinasi dengan melibatkan ahli PVMBG yang mengetahui kondisi gunung Sinabung.

    "Jadi, tim SAR yang terdiri dari Satgas BNPB, TNI,Polri, Tagana dan relawan selalu mengutamakan keselamatan ketika melakukan pencarian terhadap korban," ucap Sitepu.

    Sebelumnya, puluhan Anggota Tim SAR (Search and Rescue) terhalang mencari korban awan panas di Desa Sukameriah, Senin siang (3/2) karena erupsi Gunung Sinabung terjadi empat kali.
    Erupsi tersebut sangat deras kedengarannya, dan dibarengi suara gemuruh, semburan awan panas, serta debu vulkanik yang berterbangan cukup tebal.
    Debu vulkanik dan awan panas yang keluar dari puncak gunung Sinabung sejauh lebih kurang 3 kilometer arah Selatan Kota Kabanjahe.

    Kemudian, Tim Basarnas, Minggu, (2/1) juga menghentikan pencarian korban awan panas di Desa Sukameriah, karena gangguan awan panas.

    Saat pencarian para korban tersebut, Tim SAR hanya diberikan waktu selama 10 hingga 20 menit di lokasi kejadian, karena intensitas Gunung Sinabung masih keadaan tinggi dan mengeluarkan awan panas.

    Pencarian warga korban awas panas di Desa Sukameriah atau sekitar 15 Km dari Kota Kabanjahe, hanya dilakukan dua kali, dan setelah itu langsung dihentikan.
    16 korban tewas

    Tercatat 16 korban tewas akibat semburan awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, yakni Doni Sembiring (65) penduduk Desa Sukameriah, Surya Sembiring (24) asal Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, dan Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.

    Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh.

    Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswi GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane, Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Agara, Aceh.

    Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung, Kuta Cane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photografer asal Jaberneh, Medan.

    Sedangkan, korban luka bakar, saat ini masih dirawat intensif di RSU Efarina Etaham, Kabanjahe, tinggal dua orang lagi, yakni Sahat Sembiring (40) asal Desa Guru Kinayan, dan Erwin Milala (40) asal Desa Sukameriah. (ant/adm)
    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita