Tobapos -- Kudeta gagal Turki baru-baru ini memunculkan beberapa pertanyaan. Salah satu pertanyaannya, siapa dan untuk apa kudeta tersebut?
Berikut beberapa terorinya.
1. Pada akhir Juli ini, akan ada mutasi dan promosi di tubuh militer. Mereka yang sakit hati dan tidak terima dengan pergeseran tersebut mulai mencari masalah. Selain itu, ada isu berseliweran, bahwa akan ada pembersihan simpatisan Fethullah Gulen di semua lembaga. Militer sakit hati diyakini bersekongkol dengan militer dan simpatisan Gulen untuk kudeta di penghujung jabatan mereka.
Sumber
2. Teori berikutnya adalah, ini merupakan taktik kalangan Kemalis, suatu grup nasionalis di luar istilah militer, nasionalis dan sekuler. Mereka bisa saja ada di mana-mana. Kalangan Kemalis disinyalir ingin menggunakan kelompok Gulenis untuk kudeta. Bila berhasil President Turki Recep Tayyip Erdogan akan tumbang, dia bisa dipenjara dan partainya bisa diberangus seperti kudeta sebelumnya. Dan bila kudeta gagal, Erdogan akan membasmi kalangan Gulenis di lembaga-lembaga negara, khususnya militer. Kubu Gulenis di militer dianggap kompetitor utama Kemalis militer.
Namun, ada pihak yang mengatakan bahwa kalangan Kemalis sebenarnya sudah tahu kudeta tersebut akan gagal, karena mereka lebih menginginkan Erdogan tetap berkuasa dibanding Gulenis.
Sumber BBC
Berikut beberapa terorinya.
1. Pada akhir Juli ini, akan ada mutasi dan promosi di tubuh militer. Mereka yang sakit hati dan tidak terima dengan pergeseran tersebut mulai mencari masalah. Selain itu, ada isu berseliweran, bahwa akan ada pembersihan simpatisan Fethullah Gulen di semua lembaga. Militer sakit hati diyakini bersekongkol dengan militer dan simpatisan Gulen untuk kudeta di penghujung jabatan mereka.
Why now? There are a few scenarios that are not very convincing. But the one about the Supreme Military Council’s (YAŞ) meetings about retirements and promotions, expected to take place at the end of July, might have a point. Reliable sources talking to the Hürriyet Daily News claimed that after understanding there would be a purge against “parallel state” members within the Turkish Armed Forces (TSK), followers of Gülen decided to make this move as a “last chance” to take the state apparatus under control
Sumber
2. Teori berikutnya adalah, ini merupakan taktik kalangan Kemalis, suatu grup nasionalis di luar istilah militer, nasionalis dan sekuler. Mereka bisa saja ada di mana-mana. Kalangan Kemalis disinyalir ingin menggunakan kelompok Gulenis untuk kudeta. Bila berhasil President Turki Recep Tayyip Erdogan akan tumbang, dia bisa dipenjara dan partainya bisa diberangus seperti kudeta sebelumnya. Dan bila kudeta gagal, Erdogan akan membasmi kalangan Gulenis di lembaga-lembaga negara, khususnya militer. Kubu Gulenis di militer dianggap kompetitor utama Kemalis militer.
Namun, ada pihak yang mengatakan bahwa kalangan Kemalis sebenarnya sudah tahu kudeta tersebut akan gagal, karena mereka lebih menginginkan Erdogan tetap berkuasa dibanding Gulenis.
Another theory embraced by the Kurdish movement is that Kemalists - secular followers of the founder of modern Turkey, Mustafa Kemal Ataturk - in the army tricked the Gulenists into staging a coup. They knew it would fail and that it would lead to a long-awaited cleansing of Gulenists from the military.
Sumber BBC
Kebencian Kemalis kepada Gulenis sudah dari dulu, saat Kubu Erdogan dan Gulenis masih bersekutu. Kemalis tidak menyukai keduanya.
Saat Erdogan berhasil membongkar kasus Ergenekon, dengan isu deep state-nya beberapa tahun silam, dia mengandalkan sekutunya, pengikut Gulenis untuk membawa kasus tersebut ke pengadilan. Tidak ada pihak yang berani membawa militer ke pengadilan sebelumnya.
Pengikut Gulenis di militer, kejaksaan dan hakim, berani melakukannya. Dendam Kemalis kepada kalangan Gulenis kian menggunung.
Namun di tengah persidangan yang panjang, kubu Erdogan dan Gulenis mulai pecah secara politik, saat kalangan Gulenis juga menyerang Erdogan dengan isu-isu korupsi. Erdogan berang dan membuat pengikut Gulenis sebagai kelompok teroris dengan sebutan 'paralel state'.
Hasilnya terdakwa dalam kasus Ergenekon dibebaskan. Pengadilan tersebut tampaknya hanya untuk memberikan hukuman sosial dengan digelarnya pengadilan itu.
Dalam kudeta gagal ini, kalangan Kemalis berhasil menjebak Gulenis setelah sebelumnya berhasil memecah belah Gulenis dan Erdogan dengan isu-isu korupsi.
3. Sejak awal Erdogan langsung menuduh Gulenis sebagai pelaku kudeta, karena dengan menuduh Gulenis dia tidak berhadapan langsung dengan militer atau kemalis. Walau bisa saja dia tahu ada puak yang lebih besar yang terlibat dibanding Gulenis.
Selain itu, dia juga berhasil memecah solidaritas militer, khususnya di kalangan pangkat rendah, yang tidak tahu menahu, dengan mengecilkan narasi kudeta militer menjadi kudeta komplotan.
4. Melihat rumitnya pihak yang terlibat dan massifnya jumlah jenderal yang ditangkap, terlepas dari narasi komplotan, ada juga pihak yang menyebut ada tangan asing dalam kudeta ini, khususnya AS dan Eropa. Apalagi masih ada pertanyaan yang mendasar, apakah pihak intelijen kecolongan? atau kalau tidak bagaimana peran mereka.
Baca: Pangkalan Militer AS di Incirlik Ditutup Turki Karena Digunakan Sebagai Pusat Komando Kudeta
5. Ada juga yang menyebut bahwa Erdogan sendiri yang merekayasa kudeta. Media barat anti Erdogan mulai mengembangkan teori ini untuk mengecilkan keberhasilan Turki menggagalkan kudeta. Negara-negara Eropa dan AS belakangan malah memilih untuk menyerang Erdogan dalam isu hukuman mati bagi pelaku kudeta, dengan mengesampingkan belasungkawa kepada korban kudeta gagal. AS mengancam Turki akan dikeluarkan dari NATO, sementara Eropa mengancam pembicaran masuknya Turki ke Uni Eropa akan dihentikan. Walau Turki sudah pernah mengatakan akan 'Turexit' pasca 'Brexit' keluarnya Inggris dari UE.
Walau ada juga yang berpendapat tidak mungkin 'operasi false flag' sejauh itu dengan korban yang cukup besar. Belakangan, Fethullah Gulen, yang dituduh sebagai penggerak kudeta, dalam sebuah pernyataan mulai menyebut Erdogan merekayasa sendiri. (adm)
Saat Erdogan berhasil membongkar kasus Ergenekon, dengan isu deep state-nya beberapa tahun silam, dia mengandalkan sekutunya, pengikut Gulenis untuk membawa kasus tersebut ke pengadilan. Tidak ada pihak yang berani membawa militer ke pengadilan sebelumnya.
Pengikut Gulenis di militer, kejaksaan dan hakim, berani melakukannya. Dendam Kemalis kepada kalangan Gulenis kian menggunung.
Namun di tengah persidangan yang panjang, kubu Erdogan dan Gulenis mulai pecah secara politik, saat kalangan Gulenis juga menyerang Erdogan dengan isu-isu korupsi. Erdogan berang dan membuat pengikut Gulenis sebagai kelompok teroris dengan sebutan 'paralel state'.
Hasilnya terdakwa dalam kasus Ergenekon dibebaskan. Pengadilan tersebut tampaknya hanya untuk memberikan hukuman sosial dengan digelarnya pengadilan itu.
Dalam kudeta gagal ini, kalangan Kemalis berhasil menjebak Gulenis setelah sebelumnya berhasil memecah belah Gulenis dan Erdogan dengan isu-isu korupsi.
3. Sejak awal Erdogan langsung menuduh Gulenis sebagai pelaku kudeta, karena dengan menuduh Gulenis dia tidak berhadapan langsung dengan militer atau kemalis. Walau bisa saja dia tahu ada puak yang lebih besar yang terlibat dibanding Gulenis.
Were other groups involved along with, potentially, Gülen’s followers? This possibility is now being looked into by both government inspectors and the in-house inspection of the military. There is a suspicion that some officers were approached by the group to take part and agreed out of their dislike of Erdoğan.Sumber
Selain itu, dia juga berhasil memecah solidaritas militer, khususnya di kalangan pangkat rendah, yang tidak tahu menahu, dengan mengecilkan narasi kudeta militer menjadi kudeta komplotan.
4. Melihat rumitnya pihak yang terlibat dan massifnya jumlah jenderal yang ditangkap, terlepas dari narasi komplotan, ada juga pihak yang menyebut ada tangan asing dalam kudeta ini, khususnya AS dan Eropa. Apalagi masih ada pertanyaan yang mendasar, apakah pihak intelijen kecolongan? atau kalau tidak bagaimana peran mereka.
Baca: Pangkalan Militer AS di Incirlik Ditutup Turki Karena Digunakan Sebagai Pusat Komando Kudeta
5. Ada juga yang menyebut bahwa Erdogan sendiri yang merekayasa kudeta. Media barat anti Erdogan mulai mengembangkan teori ini untuk mengecilkan keberhasilan Turki menggagalkan kudeta. Negara-negara Eropa dan AS belakangan malah memilih untuk menyerang Erdogan dalam isu hukuman mati bagi pelaku kudeta, dengan mengesampingkan belasungkawa kepada korban kudeta gagal. AS mengancam Turki akan dikeluarkan dari NATO, sementara Eropa mengancam pembicaran masuknya Turki ke Uni Eropa akan dihentikan. Walau Turki sudah pernah mengatakan akan 'Turexit' pasca 'Brexit' keluarnya Inggris dari UE.
Walau ada juga yang berpendapat tidak mungkin 'operasi false flag' sejauh itu dengan korban yang cukup besar. Belakangan, Fethullah Gulen, yang dituduh sebagai penggerak kudeta, dalam sebuah pernyataan mulai menyebut Erdogan merekayasa sendiri. (adm)
No comments:
Post a Comment