Tobapos -- Sebuah pesawat di Amerika Serikat, United Airlines, dilaporkan menyeret beberapa penumpang dari pesawat secara kasar. (baca).
Insiden ini terjadi karena pesawat mengalami 'overbooked' kelebihan muatan dan tak ada penumpang yang sukarela untuk keluar.
Penumpang yang diseret keluar disebut dipilih secara acak oleh petugas keamaan dan menyeret keluar dengan kasar, walau sudah boarding.
Kondisi 'overbooked' sering terjadi dalam perjalanan melalui pesawat. Mereka yang sering melakukan perjalanan berkemungkinan mengalami hal ini.
Ada yang menyalahkan kondisi ini dengan sistem (baca), ada juga yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa (baca).
Insiden ini terjadi karena pesawat mengalami 'overbooked' kelebihan muatan dan tak ada penumpang yang sukarela untuk keluar.
Penumpang yang diseret keluar disebut dipilih secara acak oleh petugas keamaan dan menyeret keluar dengan kasar, walau sudah boarding.
Kondisi 'overbooked' sering terjadi dalam perjalanan melalui pesawat. Mereka yang sering melakukan perjalanan berkemungkinan mengalami hal ini.
Ada yang menyalahkan kondisi ini dengan sistem (baca), ada juga yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa (baca).
Penulis pernah mengalami hal ini saat musim haji beberapa tahun yang lalu. Karena pesawat overbooked walau tiket sudah terkonfirmasi semua, rombongan ditawarkan Saudia Airlines, sebelum boarding, untuk membagi dua rombongan dengan penerbangan yang berbeda jam tapi tujuan yang sama.
Ini akan sulit bila penanggung jawab rombongan berpisah dengan rombongan yang tak mengerti dan takut untuk bepergian sendiri, karena uzur, sakit dll.
Kalau tawaran itu ditolak, maka solusinya hanya satu, menunggu sampai detik terakhir pesawat berangkat dengan resiko tiket pesawat hangus.
Untungnya, sampai detik terakhir, ternyata ada kursi yang kosong dan masih ada lebihnya.
Menurut beberapa informasi, dalam kondisi seperti ini, pihak penerbangan akan mendahulukan pihak yang secara subjektif dianggap lebih layak untuk berangkat. (baca)
Tapi, kebanyakan penerbangan akan memberikan ganti rugi kepada penumpang yang suka rela (baca) untuk membatalkan penerbangannya dan semua tiket akan diganti malah diberikan kompensasi. Hanya saja tak semua teori ini bisa diterapkan di lapangan. (jm/adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
Ini akan sulit bila penanggung jawab rombongan berpisah dengan rombongan yang tak mengerti dan takut untuk bepergian sendiri, karena uzur, sakit dll.
Kalau tawaran itu ditolak, maka solusinya hanya satu, menunggu sampai detik terakhir pesawat berangkat dengan resiko tiket pesawat hangus.
Untungnya, sampai detik terakhir, ternyata ada kursi yang kosong dan masih ada lebihnya.
Menurut beberapa informasi, dalam kondisi seperti ini, pihak penerbangan akan mendahulukan pihak yang secara subjektif dianggap lebih layak untuk berangkat. (baca)
Tapi, kebanyakan penerbangan akan memberikan ganti rugi kepada penumpang yang suka rela (baca) untuk membatalkan penerbangannya dan semua tiket akan diganti malah diberikan kompensasi. Hanya saja tak semua teori ini bisa diterapkan di lapangan. (jm/adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment