Partai Baath yang pernah berkuasa di Irak sebelum invasi AS, kini kembali naik daun dalam politik lokal di negara tersebut.
Partai Baath saat ini masih berkuasa di Suriah di bawah pimpinan Bashar Al Assad.
Untuk wilayah Irak, Partai Baath dipimpin oleh putri Saddam Hussein, Ragd Hussein yang kini juga sedang viral namanya di media sosial Irak.
Pasalnya, sebuah foto Mulla Syiah Irak Muqtada Al Sadr beredar bersama dirinya dan itu langsung dibantah oleh Ragd Hussein sebagai berita bohong dari sebuah akun palsu mengatasnamakan dirinya.
Politik dalam negeri Irak usai pemilu mengalami pergeseran. Suara untuk menjauhkan diri dari tarik menarik pengaruh AS vs Iran terus digemakan.
Faksi politik pro Mulla Muqtada Al Sadr kini menjadi harapan publik Irak untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Al Sadr dilaporkan mulai melakukan pendekatan dengan parpol Sunni Arab dan Kurdi untuk bersatu.
Foto yang beredar dinilai untuk mendiskreditkan Al Sadr mengingat Partai Baath belum ikut pemilu sejak Saddam Hussein dilengserkan usai invasi AS dan sekutu.
Di Irak, kekuatan Sunni memang sering diledek sebagai pengikut Saddam walau sebenarnya mereka bukan dari partai Baath dan bisa saja bukan pengikut Sadam Hussein. Kalangan Sunni juga sering digambarkan sebagai pengikut ISIS walau mereka bagian dari pendukung pemerintah untuk menghapus ISIS.
Partai Baath juga mulai melakukan kampanye akademik untuk membersihkan nama mereka yang pernah dituduh AS sebagai penggerak ISIS.
Menurut para kader partai Baath, meski para pentolan ISIS banyak yang mempunyai latar belakang militer era Saddam maupun kader partai Baath namun itu tidak menjadikan lembaga partai ikut terlibat di dalamnya.
Argumen mereka, justru saat perang melawan ISIS di 2014-2016, menteri pertahanan yang berada di kabinet Irak saat itu adalah eks jenderalnya Saddam. Seharusnya harus juga diwacanakan bahwa Baath ikut melawan ISIS.
Para penulis pro Partai Baath juga menjelaskan bahwa wakil sekjen Partai Baath Irak Izzat Ibrahim Al Doury tidaklah pendukung ISIS.
Mantan wapres Saddam yang wafat tahun 2020 itu memang pernah berkolaborasi dengan pejuang (yang belakangan menjadi ISIS) dalam menguasai Tikrit dari tangan milisi pro Iran.
Namun saat deklarasi ISIS resmi dilakukan pasukan Al Doury dan ISIS bentrok yang akhirnya menyerah kepada ISIS.
Saat itu, Al Doury membuat pernyataan menggunakan pakaian dinas kemiliterannya mengutuk ISIS dan mendorong AS dan sekutu untuk melakukan tindakan menyelamatkan Irak dari ISIS sekaligus dari pengaruh Iran.
Pada titik ini, Partai Baath Irak berbeda dengan Suriah di mana di Damaskus Baath bersekutu dengan Iran, sementara di Irak berlawanan dengan Iran.
Pernyataan Al Doury ini kemudian menjadi argumen bagi Iran untuk menyatakan AS berada di belakang mendirikan ISIS sebagaimana juga diklaim oleh Snowden dkk.
No comments:
Post a Comment