Iran dan Suriah dilaporkan terus meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara dengan mendirikan kawasan industri di kedua negara yang dikelola secara bersama.
Proyek ini akan memungkinkan industri dan pabrik Iran memiliki cabang di Suriah dan sebaliknya menguntungkan pebisnis Suriah mengakses pasar Iran.
Selain itu kedua negara juga akan mendirikan sebuah bank yang kepemilikan sahamnya dikelola secara bersama.
Integritas ekonomi kedua negara menjadi andalan masing-masing untuk mengurangi dampak embargo ekonomi yang diterapkan oleh AS.
Suriah sendiri telah lama memiliki bank bersama dengan negara-negara Arab khususnya di Lebanon.
Tehran sebenarnya telah memiliki kerjasama serupa dengan Damaskus dalam produksi mobil buatan lokal Suriah.
Namun produksi mobil ini kurang bisa melawan produk impor dari Tiongkok dengan model termutakhir.
Meski begitu pasar mobil mewah di Suriah masih dikuasai oleh produk Erop dan AS yanh masuk melalui Yordania.
Posisi Suriah yang strategis membuat banyak negara tetangga bersedia membantu ekonomi. Di era Saddam Hussein, Irak juga banyak membantu membangun infrastruktur jalan di Suriah.
Pada awal 80-an era Hafez Al Assad, Arab Saudi banyak membantu industri pertahanan Suriah termasuk membeli 200-an pesawat MiG dari Uni Soviet untuk memperkuat angkatan udara Suriah.
Oleh karena itu, Saudi sangat marah ketika Bshar Al Assad memilih melakukan tindakan kekerasan menanggapi aksi demo 2011 yang akhirnya berujung konflik berkepanjangan.
Meski begitu, Suriah pernah ikut bersama koalisi AS untuk membantu mengusir pasukan Irak era Saddam dari pendudukan Kuwait termasuk mengusir tentara Irak yang ingin melanjutkan invasi ke Arab Saudi.
Saat ini, Iran dan Rusia mendapat konsesi terbesar hasil membantu Assad.
Tidak hanya kedua negara menjadi prioritas mendapat jatah menggarap proyek-proyek prestisius, namun juga mempunyai kekuasan langsung untuk beberapa wilayah dan kesatuan militer Suriah.
Korps Kelima Angkatan Bersenjata Suriah khususnya Divisi Kedelapan di Daraa misalnya berada di bawah kendali Rusia yang tidak bisa digang gugat panglima militer Assad.
Begitu juga Iran yang memiliki akses ke berbagai milisi dan angkatan bersenjata Suriah.
Iran juga menguasai ekonomi pada wilayah yang dibebaskan oleh milisi binaannya.
Iran mengaku telah menghabiskan dana lebih dari 30 miliar dolar AS untuk berbagai misi membantu Assad. Di lain pihak Damaskus juga mempunyainutang setidaknya 2 miliar dolar AS sebagai biaya sumbangsih Rusia mengerahkan angkatan udaranya melawan oposisi.
Walau Rusia menyiapkan segala kekuatannya untuk membela Assad dari gangguan oposisi, namun Moskow enggan melindungi Suriah dari pemboman bertubi-tubi oleh Israel kecuali hanya kecaman dan teguran lisan kepada Tel Aviv.
No comments:
Post a Comment