Presiden Joe Biden mengumumkan keberhasilan negaranya membunuh pemimpin ISIS kedua setelah yang pertama tewas di era Donald Trump.
Walau begitu banyak media khususnya dari Suriah yang meragukan kronologi yang disampaikan.
Seperti misalnya kedua kejadian pembunuhan terhadap pemimpin ISIS terjadi di Idlib daerah yang sudah lama tidak dikuasai.
ISIS terakhir dikalahkan di wilayah yang sekarang dikuasai pasukan SDF/SDC dukungan AS dkk, sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana AS dkk menyeludupkan para pemimpin ISIS tersebut ke Idlib melalui wilayah yang dikuasai pemerintahan Bashar Al Assad ?
Walau begitu, kematian pemimpin ISIS dianggap oleh berbagai pihak sebagai pukulan telak kepada organisasi yang wujudnya masih teka teki sampai saat ini.
Jika dilihat dari latar belakang para pemimpin ISIS maka kemungkinan calon yang bakal 'diplot' untuk meneruskan organisasi tersebut adalah eks Partai Baath, eks Militer Saddam dan eks penghuni Kamp Bucca.
Bukan rahasia lagi, pentolan ISIS merupakan eks pengurus Partai Baath Irak era Saddam. Jika bukan dari partai Saddam Hussein ini, mereka adalah bagian dari kelompok atau eks tentara yang ikut arahan Saddam Hussein untuk terus melawan AS saat invasi terjadi.
Para pengikut Saddam Hussein ini banyak yang dipenjarakan di Kamp Bucca sehingga database nya telah dimiliki oleh AS selaku yang mengoperasikan penjara tersebut.
Walau begitu tidak semua pengikut Saddam menjadi pro ISIS. Sebagian besar malah menjadi bagian dari militer atau birokrat baru buatan AS sampai sekarang.
Ada juga menjadi penerus ide Saddam seperti kelompok Izzat Al Douri, mantan wapres Saddam, yang terus berjuang sampai akhir hayatnya di tahun 2020. Mereka ini hidup bergerilya sehingga tidak pernah menghuni Kamp Bucca.
Sementara itu PM Irak Musthafa Al Kadhimi dan para pemimpin Kurdi di Irak dan Suriah menyambut baik tewasnya pemimpin ISIS dan mengucapkan selamat kepada Biden.
No comments:
Post a Comment