• Tuesday, June 7, 2022

    Eks Presiden Ashraf Ghani Diperkirakan Tidak Melarikan Uang Afghanistan Sebagaimana Dituduhkan

    Sebuah lembaga di AS memperkirakan eks Presiden Ashraf Ghani tidak melarikan uang negara saat mengungsi ke Uni Emirat Arab.

    Walau begitu di akhir pemerintahannya, memang terdapat penarikan massal dana pemerintah yang kemungkinan digunakan oleh lembaga intelijen sebagai dana darurat melawan Taliban.

    Informasi mengenai kaburnya sang presiden ke luar negeri dengan uang disebarkan pada awalnya oleh kedutaan Rusia.

    Namun baik pendukung maupun lawan Ghani mengamini berita tersebut sehingga menjadi simpang siur.

    Hal itu juga diperkuat oleh cuitan wapres Afghanistan saat itu yang diperkirakan mengalami hubungan retak dengan presiden di momen akhir penarikan pasukan AS.

    Wapres Afghanistan saat itu yang merupakan eks kepala badan intelijen diisukan berusaha mengkudeta presiden dengan memanfaatkan kevakuman hukum.
    Kudeta dilakukan dengan tekanan ke presiden untuk menyerahkan mandat kepada dirinya. Ghani yang tak ingin menyerahkan kekuasaan melihat wapres dan oknum aparat keamanan berusaha melemahkan kekuatan pemerintah lawan Taliban.

    Untuk menghindari pertumpahan darah, Ghani dan pembantunya melarikan diri ke luar negeri.

    Sebelum AS menarik diri dari Afghanistan, pemerintah sebenarnya hanya menguasai sepertiga wilayah keseluruhan negara.

    Takiban sendiri telah berkuasa di sekitar sepertiga wilayah khususnya pedesaan.

    Terdapat upaya untuk menjadikan Afghanistan larut dalam perang berkepanjangan sebagaimana di Suriah. Namun pihak Ghani diperkirakan sudah membaca hal itu dan memilih untuk mengalah dan mengungsikan diri.

    Jika Ghani menyerahkan kekuasaan kepada wapres bisa saja Taliban belum menguasai ibukota namun pertumpahan darah akan terus berlanjut selama beberapa dekade.

    Kini pemerintahan IEA Taliban telah berdiri dan berhasil menghidupkan kembali sejumlah pesawat yang dirusak AS dkk sebelum hengkang.

    Sebelumnya AS dan Taliban telah menandatangani kesepakatan damai sebelum pengunduran diri. 

    Penandatanganan kesepakatan ini dianggap oleh pemerintahan sebelumnya sebagai penghianatan karena tidak melibatkan Kabul dalam proses negosiasi.

    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita