Ia mengatakan hal itu setelah ribuan orang Rohingya yang beragama Islam melarikan diri dari Myanmar ke negara tetangga Bangladesh setelah terjadi kerusuhan antara pasukan keamanan dan kelompok militan, dilaporkan BBC.
"Setelah pembunuhan sembilan penjaga perbatasan pada tanggal 9 Oktober lalu, militer dan polisi penjaga perbatasan terlibat dalam penghukuman kolektif terhadap minoritas Rohingya.
"Membunuh laki-laki, menembak mereka, membunuh anak-anak, memerkosa perempuan, membakar dan menjarah rumah mereka, memaksa orang-orang tersebut untuk menyeberang sungai," kata McKissick yang bertugas di kota perbatasan Bangladesh, Cox's Bazar.
Pemerintah Myanmar menepis tudingan itu.
"Ia seharusnya berbicara atas dasar fakta nyata dan kuat di lapangan," kata juru bicara presiden Zaw Htay. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
"Setelah pembunuhan sembilan penjaga perbatasan pada tanggal 9 Oktober lalu, militer dan polisi penjaga perbatasan terlibat dalam penghukuman kolektif terhadap minoritas Rohingya.
"Membunuh laki-laki, menembak mereka, membunuh anak-anak, memerkosa perempuan, membakar dan menjarah rumah mereka, memaksa orang-orang tersebut untuk menyeberang sungai," kata McKissick yang bertugas di kota perbatasan Bangladesh, Cox's Bazar.
Pemerintah Myanmar menepis tudingan itu.
"Ia seharusnya berbicara atas dasar fakta nyata dan kuat di lapangan," kata juru bicara presiden Zaw Htay. (adm)
Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
No comments:
Post a Comment