Mata uang Afghani (AFN) yang sebelumnya turun hampir ke angka 100 ke 1 dolar AS kini terus turun menjadi 82,60.
Pergerakan mata uang Afghani melemah usai kabar Presiden Ashraf Ghani meminta suaka ke Dubai membawa 169 juta dolar 'uang haram'.
Spekulan mata uang terus memanfaatkan krisis politik untuk ambil untung sehingga sempat jatuh liar menuju angka 100 Afghani per dolar.
Namun pejabat pemerintahan IEA Taliban yang berkuasa langsung mengambil jalan tegas memperketat penyeludupan mata uang dolar ke luar negeri.
Hasilnya menguat sementara ke angka 86 hingga saat ini menyentuh angka tertinggi 82 Afghani.
Sejumlah paket ekonomi juga diluncurkan oleh Gubernur Bank Sentral Afghanistan Da Afghanistan Bank yang kini dipegang oleh pejabat Taliban Haji Mohammed Idris atau dikenal dengan nama Mulla Abdul Qaher.
Di antaranya adalah paket pemberian pinjaman lunak ke asosiasi pengusaha dan industri dan membuka peluang penerbitan obligasi atau sukuk.
Ekonomi Afghanistan juga diperkirakan akan semakin baik jika integrasi ekonomi Afghanistan semakin kuat karena sebelumnya Afghanistan praktis terbagi dua, yakni ekonomi di wilayah pemerintah Ashraf Ghani mencakup 20 persen wilayah Afghanistan dan wilayah Taliban di 2-5 provinsi.
Unifikasi ekonomi Afghanistan oleh pemerintahan IEA Afghanistan akan berujung pada penguatan ekonomi dan penetrasi keungan inklusif yang semakin luas.
Sementara itu pada Jumat mendatang, kabinet Malaysia akan melakukan rapat terbatas untuk mengakui pemerintahan IEA Taliban di Afghanistan menyusul jatuhnya Panjshir ke tangan pemerintah.
Kuat dugaan, Malaysia akan menjadi negara pertama di ASEAN yang mengakui Taliban.
No comments:
Post a Comment