• Saturday, September 4, 2021

    Tawuran Antar Kesatuan dan Milisi Soal Pembagian Dana 'Pungli' Jadi Masalah Pelik di Suriah

    Suriah mengalami permasalahan pelik yang dialami oleh hampir semua aktor dalam konstalasi politik setempat.

    Permasalahan itu adalah tawuran yang berkepanjangan antar kesatuan maupun milisi soal pembagian dana 'pungli' atau pungutan liar yang sebenarnya adalah ilegal.

    Baru-baru ini milisi Assad dan yang loyal ke Rusia atau Iran serta kesatuan dari Divisi Keempat di militer terlibat bentrok di Deir Ezzor soal pembagian dana pungli.

    Divisi Keempat merupakan kesatuan elit Suriah dipimpin Jenderal Maher Al Assad yang juga adik dari Presiden Bashar Al Assad. Mereka juga mengelola berbagai milisi bersenjata.

    Wilayah Deir Ezzor berbatasan dengan daerah kekuasaan pemerintagan SDC/SDF Suriah dengan pemerintahan otonomi yang diklaim sendiri AANES.

    Mereka menguasai 70 persen ladang migas Suriah dengan bantuan AS dkk yang direbut dari ISIS.
    Penyeludupan minyak ke wilayah rejim menjadi pemandangan keseharian karena menghasilkan 'upeti' atau pungli yang tidak sedikit jumlahnya.

    Di wilayah rejim terdapat kilang minyak yang bahan bakunya adalah minyak mentah dari Deir Ezzor.

    Para milisi ini menguasai jalur keluar masuk minyak baik secara resmi maupun jalan tikus. Tidak jarang tawuran itu menjadi berbahaya karena menggunakan peluri tajam.

    Di wilayah pemerintahan interim Suriah (SIG) di utara Suriah juga mengalami penyakit yang sama.

    Beberapa hari yang lalu Menteri Pertahanan Selim Idris mengumumkan pengunduran dirinya tanpa sebab.

    Namun diduga adalah rendahnya loyalitas dan semangat kebersamaan antara kesatuan di militer SNA dan milisi yang berada di bawahnya.

    Hal itu disebabkan karena baik kesatuan dan milisi tersebut mempunyai wilayah masing-masing yang sebelumnya mereka bebaskan. Masing-masing kesatuan mempunyai penghasilan dari dana pungli baik di perbatasan maupun jasa pengamanan.

    Fenomena ini mengganggu koordinasi di pucuk pimpinan dalam hal ini Kementerian Pertahanan.

    Dalam beberapa minggu belakanhan misalnya wilayah SIG di Afrin dibombardir oleh pasukan SDF sebagai bagian dari upaya 'show of force'.

    Namun SNA gagal memberikan respon yang terukur karena beberapa kesatuannya tidak mengikuti koordinasi dari Kementerian Pertahanan.

    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita