Pelaku pasar keuangan di Afghanistan kembali beroperasi setelah sebelumnya sempat melakukan mogok massal karena kenaikan biaya perizinan.
Bank Sentral Afghanistan yang kini dikuasai pemerintahan IEA Taliban menaikkan biaya perizinan dari 300 ribu Afghani (Afg) ke lima juta.
Selain itu aturan baru diberlakukan bahwa perusahaan pertukaran uang minimal mempunyai aliran pertukan 50 juta Afghani untuk mendapatkan izin dan diwajibkan untuk mencatatkan transaksi secara online.
Penambahan aturan itu ditolak oleh para pengusaha namun kini pemerintah Taliban telah melakukan pelonggaran kembali.
Pasar pertukaran uang menjadi bisnis menguntungkan di Afghanistan mengingat sistem perbankan negara ini masih dibatasi oleh beberapa sanksi AS dkk.
Lembaga asing yang masih beroperasi di Afghanistan biasanya memilih untuk tidak berurusan dengan lembaga keuangan yang dikuasai pemerintahan Taliban sehingga perusahaan penukaran uang swasta semakin menjamur.
Sementara itu pemerintahan Taliban juga berusaha untuk meregulasi pasar keuangan untuk meningkatkan pendapatan negara.
No comments:
Post a Comment