Iran kembali menggempur kamp militer, markas pusat dan perkantoran pemberontak Iran yang bersembunyi di Kurdistan Irak.
Serang drone dan rudal itu menyebabkan beberapa kerusakan dan nihil korban jiwa. Hal itu karena serangan terakhir merupakan rentetan dari peristiawa sebelumnya.
Sejumlah pemberontak Iran menjadikan Kurdistan menjadi basis perjuangan mereka termasuk Komala, PJAK yang menjadi cabang PKK Turkiye, PDK-I dan lain sebagainya.
Dulu kelompok MeK atau PMOI juga menjadikan Kamp Ashraf di Irak sebagai basis melawan Tehran sebelum memindahkan markas mereka ke Albania.
Banyaknya kelompok pemberontak di Kurdistan tak lepas dari konflik sejarah dan mudahnya akses pendanaan dari AS, Eropa dan lain sebainya.
PKK Turkiye juga menjadikan pegunungan Qandil di Kurdistan Irak sebagai basis militer melawan Ankara.
Uniknya PKK bahkan membentuk cabang sendiri yang memerintah secara de facto di Sinjar bernama MXDŞ yang anti ke pemerintahan yang sah di Kurdistan dan Irak.
Berbagai kelompok pemberontak di Kurdistan anti Turkiye dan anti-Iran bisa timbul tenggelam, hilang dan muncul kembali tergantung negosiasi dan ketersediaan dana dan SDM.
Perjuangan mereka juga berhubungan dengan momentum seperti pemilu di Iran, Turkiye, Kurdistan dan Irak atau momentum lainnya seperti aksi protes di Tehran yang sampai sekarang belum selesai.
Modus operandi pemberontak di Iran di Irak mempunyai kemiripan yakni mengedepankan wanita dalam pencitraan dan fotografi kampanye media kelompoknya, walau yang berjuang di lapangan sebenarnya adalah pasukan khusus dan swasta dari berbagai badan intelijen dari Eropa, AS dkk baik dati personel berdarah Kurdi maupun yang hanya bersimpati.
No comments:
Post a Comment