Pemerintahan Taliban di Afghanistan yang baru mewarisi ratusan ribu alutsista peninggalan AS secara langsung mau tidak langsung melalui militer Afghanistan sebelumnya.
Meski dipreteli dan dihancurkan sebagian, sekitar 30 persen dari senjata dan peralatan tempur yang ditinggalkan tersebut diperkirakan masih berfungsi namun jika tak dirawat maka umurnya hanya bisa bertahan satu atau dua tahun.
Kemarin AS resmi meninggalkan Afghanistan di tengah malam. Rakyat Afghanistan bersuka cita.
Pesimisme berbagai pihak itu ditopang oleh kenyataan bahwa butuh dana besar untuk melakukan perawatan apalagi perbaikan pada semua sistem tersebut. Itu belum lagi sisten persenjataan eks Soviet/Rusia yang teronggok di gudang tak mampu ditawat oleh pemerintagan Afghanistan sebelumnya baik era Ashrag Ghani maupun Hamid Karzai.
Harapan pemerintahan Taliban hanya kepada Iran yang selama ini memang menggunakan alutsista AS namun sejak Revolusi Islam Iran, negara ini diembargo.
Namun, Iran mampu melakukan perawatan dan bahkan memproduksi sendiri suku cadangnya. Tidak hanya pada alutsista darat tapi juga laut dan udara.
Di udara, Iran melakukan overhaul sendiri untuk pesawat F-14 Tomcat beserta sistem rudal yang dibawanya. Ditambah lagi overhaul untuk pesawat-pesawat buatan Rusia yang sebagian dilarikan pilot Irak ke Iran.
Namun Iran baik publik maupun media diperkirakan terlanjur kecewa dengan tawaran Taliban kepada Turki dan Qatar untuk investasi di bandara udara Kabul.
Padahal bagi Iran, Turki tidak berbatasan langsung Afghanistan dan tidak menampung jutaan pengungsi Afghanistan sebagaimana di Pakistan dab Iran.
Namun tawaran ini dapat dimaklumi karena Afghanistan juga tak ingin dikecewakan Rusia sehingga harus mengikutkan Turki di masa depannya. Mereka waspada jika posisi tawar ke Rusia tidak seimbang.
Jika alasan ini diterima Iran, maka kemungkinan kerjasama perawatan dan produksi suku cadang alutsista kedua negara sebenarnya dapat dengan mudah dilakukan.
Kerja sama itu dapat dilakukan khusus untuk alutsista modern seperti pesawat, helikopter dan drone karena sejak era Uni Soviet banyak bengkel dan generasi Afghanistan dapat memperbaiki kendaraan darat, tank dan sejenisnya.
Beberapa hari yang lalu Iran telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah KTT Kemenlu tetangga Afghanistan.
Ini untuk menyatukan persepsi naiknya Taliban ke kekuasan Afghanistan dan berakhirnya pendudukan AS dkk.
Jika Taliban menghadiri acara ini maka kemungkinan pengakuan internasional dapat dengan mudah dicapai. Khusunya oleh negara-negara regional.
Pemerintahan Taliban juga tak boleh melupakan Pakistan yang menjadi penampung pengungsi terbesar.
Pemerintahan Taliban sedang berupaya untuk mendatangkan para dosen dan akademisi wanita dari Pakistan untuk mengajar di berbagai universitas dan lembaga. Hal itu karena sistem pendidikan Afghanistan akan menerapkan pemisahan kelas wanita dan pria, sehingga kebutuhuan atas guru dan dosen wanita meningkat tajam.
No comments:
Post a Comment