Tobapos -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan untuk menjadi bangsa maju, Indonesia harus meninggalkan pola pikir kedaerahan, termasuk di dalam memilih pemimpin nasional.
"Sudah bukan zamannya lagi kita berkumpul atas nama Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, tapi sebagai orang Indonesia," ujarnya dalam kampanye terbuka di GOR Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
"Sudah bukan zamannya lagi kita berkumpul atas nama Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, tapi sebagai orang Indonesia," ujarnya dalam kampanye terbuka di GOR Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Dengan berbahasa campuran Jawa-Indonesia, Anis Matta lantas bertanya kepada massa yang hadir dalam kampanye itu tentang presiden mendatang apakah harus orang Jawa.
"Nek presidene dudu wong Jowo (kalau presidennya bukan orang Jawa), dudu wong Solo (bukan orang Solo), dudu satriyo piningit (bukan satria piningit) ada masalah, nggak?" kata Anis.
Sontak massa yang memenuhi GOR Manahan berkapasitas sepuluh ribu orang itu menjawab "Ora popo" (tidak apa-apa) dan "saiki jamane PKS (sekarang zamannya PKS), bro!".
Menurut Anis, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin orang biasa yang bisa mengerjakan hal-hal luar biasa dengan cara yang tidak biasa.
"Yang kita perlukan bukan seorang militan yang hebat, tapi tim yang hebat. Kehadiran bintang bukan untuk menginstruksi, tapi menginspirasi supaya orang menjadi hebat," kata dia.
Anis Matta optimistis PKS bisa masuk tiga besar pemenang Pemilu Legislatif 2014 dan mengajukan calon presiden sendiri.
Untuk wilayah Jawa Tengah, PKS menargetkan bisa memperoleh sepuluh kursi DPR RI.
Pada Pemilu 2009, PKS berada di posisi keempat perolehan suara nasional dan perolehan kursi DPR RI, di bawah Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP.
PKS memperoleh 8.206.955 suara (7,88 persen), serta 57 kursi DPR RI, tujuh kursi di antaranya diperoleh dari Jawa Tengah yang memiliki sepuluh Daerah Pemilihan (Dapil). (ant/adm)
"Nek presidene dudu wong Jowo (kalau presidennya bukan orang Jawa), dudu wong Solo (bukan orang Solo), dudu satriyo piningit (bukan satria piningit) ada masalah, nggak?" kata Anis.
Sontak massa yang memenuhi GOR Manahan berkapasitas sepuluh ribu orang itu menjawab "Ora popo" (tidak apa-apa) dan "saiki jamane PKS (sekarang zamannya PKS), bro!".
Menurut Anis, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin orang biasa yang bisa mengerjakan hal-hal luar biasa dengan cara yang tidak biasa.
"Yang kita perlukan bukan seorang militan yang hebat, tapi tim yang hebat. Kehadiran bintang bukan untuk menginstruksi, tapi menginspirasi supaya orang menjadi hebat," kata dia.
Anis Matta optimistis PKS bisa masuk tiga besar pemenang Pemilu Legislatif 2014 dan mengajukan calon presiden sendiri.
Untuk wilayah Jawa Tengah, PKS menargetkan bisa memperoleh sepuluh kursi DPR RI.
Pada Pemilu 2009, PKS berada di posisi keempat perolehan suara nasional dan perolehan kursi DPR RI, di bawah Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP.
PKS memperoleh 8.206.955 suara (7,88 persen), serta 57 kursi DPR RI, tujuh kursi di antaranya diperoleh dari Jawa Tengah yang memiliki sepuluh Daerah Pemilihan (Dapil). (ant/adm)
No comments:
Post a Comment