• Wednesday, November 23, 2016

    Hidup Sehat di Pesantren

    Tobapos -- Lokakarya “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Pesantren Sehat” untuk wilayah Jawa Timur yang digelar di Pondok Pesantren Darul Ulum, Sabtu (19/11) diikuti perwakilan dari 15 PCNU, 15 PC LKNU, 45 pimpinan pondok pesantren, 15 Dinkes Kabupaten di Jawa Timur, dan DPRD.

    Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan kesepakatan dan komitmen bersama mendukung gerakan masyarakat hidup sehat, dilaproka nu.or.id.

    Selain itu, perwakilan-perwakilan tersebut juga mendiskusikan rencana tindak lanjut. Kapubaten Bangkalan misalnya merencanakan antara lain menjalin komunikasi dan koordinasi yang intens dengan Dinkes Kabupaten Bangkalan, menggulirkan Gerakan Jamban Sehat, dan pengolahan sampah melalui bank sampah.
    Kabupaten Mojokerto menghasilkan rencana tindak lanjut, yaitu penyuluhan kesehatan santri, pelatihan kader kesehatan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten, Kunjungan Dinkes Kabupaten ke pesantren untuk sosialiasi makanan sehat bagi santri, danmengadakan lomba santri sehat.

    Wakil Ketua LK PBNU Zulfikar As’ad mengatakan secara umum dari masukan rencana tindak lanjut seluruh peserta mengharapkan adanya kesinambungan kegiatan dari PBNU,  PWNU, dan PCNU dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan di daerah masing-masing.

    “Ini memang harus dilakukan karena masalah kesehatan di pesantren menjadi tanggung jawab bersama. Juga harus menjadi perhatian khusus pemerintah, karena terdapat lebih dari 26 ribu pesantren di Indonesia.”

    Pesantren-pesantren itu, lanjut pria yang sering disapa Gus Ufik, dengan segala keterbatasannya, selama ini betul-betul mandiri. Sehingga menjadikan pesantren lebih komprehensif dalam mempersiapkan kader untuk generasi ke depan yang bisa berkirkiprah bagi Indonesia.

    Salah seorang peserta lokakarya, Sukma Sahadewa, mengemukakan hasil kegiatan lokakarya sangat baik bila bisa diterapkan di pondok pesantren yang notabene-nya memag program ini berbasis masyarakat.

    “Bila dikerjakan dan dilakukan di pondok pesantren yang memang santrinya banyak, akan bisa berjalan baik untuk melakukan gerakan masyarakat hidup sehat. Pembangunan kesehatan harus menyentuh ke segala pihak termasuk pesantren sehingga betul-betul pesantean bisa menjadi stakeholder yang menyiapkan kesehatan baik secara jasmani, rohani, dan sosial,” ujar Sukma. (adm)


    Adv: Yuk, Belanja Online di POP Shop
    loading...


    Tentang Kami

    Www.TobaPos.Com berusaha menyajikan informasi yang akurat dan cepat.

    Pembaca dapat mengirim rilis dan informasi ke redaksi.dekho@gmail.com

    Indeks Berita