HASIL Pemilihan Umum Federal hari ini di Jerman dimenangkan oleh Partai Kristen Demokrat (CDU) yang dipimpin Kanselir Angela Merkel. Hasil pemilihan ini merupakan yang terbaik didapat partai ini sejak 1990, dengan menguasai hampir 42 persen suara dan hampir 50 persen kursi.
Kanselir wanita pertama ini, diprediksi akan menduduki jabatannya lagi. Dia diharapkan dapat melanjutkan upaya menyelamatkan Eropa dari krisis ekonomi. "Dia sangat handal, stabil dan konsisten," kata Daniel Hamilton, Kepala Pusat Studi Transatlantik di Washington, dilansir Bloomberg, Senin (23/9).
Kanselir wanita pertama ini, diprediksi akan menduduki jabatannya lagi. Dia diharapkan dapat melanjutkan upaya menyelamatkan Eropa dari krisis ekonomi. "Dia sangat handal, stabil dan konsisten," kata Daniel Hamilton, Kepala Pusat Studi Transatlantik di Washington, dilansir Bloomberg, Senin (23/9).
Dia juga dianggap dapat membangkitkan "emosi orang-orang Jerman dengan meyakinkan" dan menyampaikan pesan "tidak coba-coba" pada saat sebagian besar ekonomi Eropa lainnya terlihat lebih bermasalah dibandingkan Jerman.
Dengan hasil pemungutana suara kali ini, Jerman terlihat mempercayakan kembali kepemimpinan Merkel yang menekankan penghematan (austerity measures). Responnya terhadap krisis dan pencapaian ekonomi yang dibuatnya juga banyak dipuji. Dalam kampanyenya, Merkela menyebut angka pengangguran di Jerman turun dalam dua dekade terakhir yang ditopang dengan anggaran yang seimbang serta keuntungan posisi euro untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Jerman.
Merkel (59) akan membutuhkan koalisi untuk memimpin karena diperkirakan angka kemenangannya tidak cukup untuk menjadi mayoritas di majlis rendah, Bundestag. Dengan memerintah untuk ketiga kalinya, dia akan mengalahkan masa jabatan 11 tahun yang dipegang Margaret Thatcher dan 10 tahun masa Tony Blair. Tapi, Kanselir sebelumnya Helmut Kohl menjabat selama 16 tahun, yang menjadi Kanselir terlama dalam jabatannya.
Dalam delapan tahun terakhir masa jabatannya, Merkel dinilai sukses membuat berbagai kebijakan termasuk menghindari perpecahan mata uang euro yang dipakai 17 negara, menghindari kemungkinan Yunani keluar dari Euro, menghapuskan wajib militer, program penitipan anak yang diperluas, aturan upah minimum buruh yang konstruktif dan lain-lain.
"Titik lemah Merkel adalah perbaikan energi," kata Sarcinelli, seorang analis politik dari University of Koblenz-Landau, "Ini bisa menjadi tes terberat pada masa jabatan ketiga."
More
No comments:
Post a Comment